5 Wanita Asia Dalam Dunia Indie Rock
Hari ini tanggal 21 April 2012 dirayakan sebagai hari Kartini dan juga sebagai Record Store Day yang diselenggarakan dari tahun 2007 di setiap minggu ketiga di bulan April.
Hari Kartini identik dengan emansipasi wanita dan Record Store Day adalah perayaan untuk mengembalikan tradisi yang kian hilang, yakni membeli album rilisan fisik di toko rekaman.
Untuk itu, dalam post ini saya menggabungkan kedua perayaan dengan menampilkan 5 wanita Asia yang menjadi pentolan dari berbagai grup band indie rock di Amerika Serikat. Saya juga merekomendasikan album mana dari grup-grup ini yang patut kamu beli di toko rekaman terdekat.
Kazu Makino dari Blonde Redhead
Penampilan fisik Kazu sama sekali tidak menggambarkan nama bandnya. Namun wanita kalahiran Kyoto, Jepang ini sudah mengacak-acak dunia indie rock di Amerika Serikat bersama bandnya dari tahun 1993 hingga kini.
Rekomendasi album: Misery is Butterfly, 23
Yuki Chikudate dari Asobi Seksu
Yuki ialah vokalis merangkap keyboardis dari duo dream pop Asobi Seksu yang terbentuk di New York, Amerika Serikat dari tahun 2001. Yuki dikenal dengan penampilannya yang atraktif di panggung.
Chhom Nimol dari Dengue Fever
Chhom mengawali karir bermusiknya sebagai penyanyi karaoke di Kamboja. Lalu di usia remaja ia pindah ke Amerika Serikat dan bernyanyi di klub-klub malam di Little Phnom Penh di California. Ia lalu ditemukan oleh dua bersaudara Ethan dan Zac Holtzman yang lalu mengajaknya membentuk sebuah band yang beraliran rock psikadelik yang banyak dipengaruhi oleh musik-musik rock Kamboja.
Rekomendasi album: Venus on Earth
Satomi Matsuzaki dari Deerhoof
Satomi berasal dari Tokyo, Jepang pindah ke Amerika Serikat untuk belajar film. Di tahun 1996, ia bertemu Rob Fisk dan Greg Saunier yang mendaulatnya sebagai vokalis dari band eksperimental rock yang sudah mereka bentuk sebelumnya. Satomi dikenal dengan suaranya yang menyerupai anak kecil.
Rekomendasi album: Apple O, Friend Opportunity
Melati Malay dari Young Magic
Melati menyandang nama belakang negara tetangga kita walaupun ia sendiri berdarah Indonesia. Melati lahir di Jakarta dari keluarga yang berasal dari Yogyakarta. Umur 11 ia pindah ke Australia lalu pada akhirnya menetap di Amerika Serikat dan berkarir di musik.
Rekomendasi album: Melt
Ahhh di Amerika Serikat toh, pantesan Mariko Doi gak dimasukkin. Hehe, nice post, Bang.
BalasHapus@adityo: iya, bener, ini di scene indie rock amerika saja pada umumnya dan new york pada khususnya. :D thank you
BalasHapus