Seni Membuat Mixtape
Apakah Anda pernah menerima atau membuat sebuah album
kompilasi lagu dalam bentuk kaset, CD atau kumpulan MP3?
Kompilasi tersebut kerap hadir untuk berbagai maksud
tertentu. Misalnya, mengungkapkan perasaan kepada orang yang dikasihi, atau
teman dalam perjalanan di mobil.
Kumpulan lagu — yang dibuat tanpa tujuan komersial — dikenal
dengan nama mixtape. Karena awalnya, budaya membuat album kompilasi ini muncul saat orang masih
banyak mendengarkan musik lewat medium kaset (tape).
Setelah era kaset mulai berakhir, medium lainnya seperti CD
dan yang terakhir MP3 menjadi pilihan utama dalam membuat mixtape. Namun nama
mixtape tetap bertahan.
Mungkin banyak orang beranggapan membuat mixtape ini sangat
mudah. Hanya mengumpulkan lagu-lagu favorit, diberi sampul album lalu selesai.
Memang pada intinya seperti itu. Namun membuat mixtape yang bagus membutuhkan
keterampilan tersendiri.
1. Tentukan tema
Ada baiknya sebelum memilih lagu, tentukan dulu temanya.
Sebuah mixtape tanpa tema bagaikan makanan tanpa bumbu. Rasanya hambar dan
kosong. Banyak tema yang bisa Anda pilih. Lebih bagus jika tema yang dipilih
bersifat kasual, atau kegiatan yang pasti pernah dialami oleh orang
sehari-hari.
Salah satu contohnya, saya pernah membuat mixtape untuk
didengarkan pada perjalanan di pesawat terbang. Pernah juga saya membuat
mixtape yang menampilkan lagu-lagu yang cocok didengarkan di pantai.
Atau kalau mau lebih spesifik, bisa juga pilih tema
berdasarkan kesamaan latar belakang musik, seperti saat saya pernah membuat
mixtape yang isinya lagu-lagu Indonesia yang dirilis sepanjang dasawarsa ’50-an atau mixtape yang hanya berisi lagu-lagu instrumental.
2. Tentukan susunan
lagu dan alur
Menyusun sebuah album kompilasi juga tidak lepas dari
menentukan tracklist atau susunan lagu. Susunan lagu ini penting. Lagu pertama
dalam mixtape cukup krusial. Pilihlah lagu yang dapat langsung menarik
perhatian atau yang dapat membangun suasana hati dari tema mixtape secara
keseluruhan.
Terkadang saya memasukkan lagu dengan tempo pelan pada
urutan pertama. Seperti mixtape lagu-lagu yang cocok didengarkan di dalam mobil saat perjalanan. Saya menaruh lagu instrumental bertempo pelan dengan durasi di
bawah satu menit.
Namun ada kalanya, saya ingin menggebrak dari awal. Karena
itu saya langsung menaruh lagu-lagu bertempo cepat atau lagu-lagu hits yang
pasti familiar di telinga banyak orang. Seperti saat menaruh lagu hits “Lovely
Day” dari Bill Withers pada urutan pertama di mixtape Valentine saya ini.
Perhatikan juga alur dari mixtape. Apakah alurnya naik dari
awal lalu turun di akhir? Atau semakin lama semakin naik? Hal ini penting agar
orang tidak jenuh di pertengahan alur dari mixtape.
Supaya pendengar tidak bosan, jangan menaruh lagu-lagu
dengan tempo dan jenis yang sama berturut-turut. Misalnya secara berturut,
menaruh empat lagu dengan penyanyi wanita. Buatlah variasi dan selingan antar
lagu. Seperti yang saya buat pada mixtape ini, yang menampilkan lagu-lagu
bertempo pelan dan cepat serta lagu-lagu dengan penyanyi pria dan wanita secara
berselingan.
3. Tentukan durasi
Karena mixtape pada awalnya dibuat dalam bentuk kaset, maka
kita bisa mengikuti durasi standar kaset (60 menit, 90 menit, 110 menit dan 120
menit).
Dalam membuat mixtape, jangan memulai dengan menentukan
jumlah lagu. Tetapi tentukanlah terlebih dahulu seberapa panjang durasinya. Ini
lebih krusial dalam medium MP3 — karena medium ini tidak mempunyai keterbatasan
rentang waktu tertentu, tidak seperti kaset dan CD.
Saya biasanya tidak pernah membuat mixtape dengan durasi
lebih dari dua jam. Mixtape terlama saya berdurasi satu setengah jam, yakni
pada mixtape penerbangan. (Saya memperkirakan durasi rata-rata penerbangan
jarak pendek, yakni satu setengah jam.)
Mixtape yang baik adalah yang mampu membuat orang tahan dan
fokus mendengar dari lagu pertama hingga terakhir. Nah, semakin lama durasi
sebuah mixtape semakin besar kemungkinan pendengar akan bosan dan berhenti
mendengarkan walau masih di pertengahan. Sayang, bukan?
Artikel ini tayang di Yahoo! Indonesia pada tanggal 6 Juni 2012
Artikel ini tayang di Yahoo! Indonesia pada tanggal 6 Juni 2012
Komentar
Posting Komentar