Seorang kawan lama bernama The Cardigans
Saat nama The Cardigans diumumkan akan datang ke Indonesia untuk konser, yang pertama kali terpikir di benak saya, pasti di konser nanti akan menjadi ajang reuni teman-teman dari jaman SMP hingga kuliah.
Teman-teman yang dulu sama-sama ke toko kaset setiap kali The Cardigans merilis album terbaru. Teman-teman yang dulu sama-sama mengulik kord gitar dari lagu-lagu The Cardigans. Ataupun teman-teman yang terkena virus “Lovefool” dari film Romeo & Juliet.
Dan akan menonton penampilan The Cardigans secara langsung itu juga seperti akan bertemu teman lama. Teman yang kini tidak lagi intens berkomunikasi namun selalu dirindukan untuk bertemu kembali.
Masa remaja saya selain terisi dengan musik-musik pop dari kawasan Inggris dan sekitarnya juga terisi oleh musik-musik Swedia yang pertama kali dikenalkan oleh The Cardigans yang saat itu menjadi duta besar musik Swedia di dunia musik internasional.
Melalui The Cardigans lah, saya memulai petualangan musikal yang lebih luas terhadap musik Swedish Pop dan beragam musik pop dari jazirah Eropa lainnya.
The Cardigans memulai karirnya di tahun 1992 dan tidak lama dari itu gaungnya juga telah sampai ke Indonesia.
Pada pertengahan 90an, bagi anak muda di Indonesia yang baru mau membuat band dengan vokalis cewek, hanya ada dua ‘nabi’ wanita yang sangat berpengaruh. Pertama: Dolores o'Riordan, vokalis The Cranberries. Dan yang kedua ialah Nina Persson dari The Cardigans.
Namun, karena skill vokal Dolores yang lebih rumit, tidak banyak band yang sanggup menirukan dengan baik lekukan vokal khasnya. Yang berakibat, band covers The Cranberries jumlahnya lebih sedikit daripada band covers The Cardigans. Mengingat suara Nina Persson lebih mudah ditiru karena memiliki tekstur suara lebih datar, ringan dan lembut.
Scene musik independent (atau yang dulu dikenal sebagai musik alternative atau underground) di Jakarta pada tahun 1994 – 1999, banyak dihiasi oleh band-band yang membawakan lagu The Cardigans.
Saat itu, saya kerap datang ke berbagai acara musik di Poster Cafe atau M Club dimana saya menyaksikan band-band seperti Jukebox, Karnaval dan Klarinet membawakan lagu-lagu The Cardigans dengan sangat baik.
Tiga band tersebut pada kelanjutannya juga memiliki album dengan karya sendiri yang masih terdengar nafas The Cardigans khususnya musik The Cardigans periode awal yang penuh dengan elemen retro dan alunan pop khas Swedia yang manis.
Sama seperti anak muda penggemar The Cardigans lainnya di Indonesia yang hobi ngeband, saat itu saya juga tergerak untuk membuat sebuah band dengan vokalis cewek untuk membawakan lagu-lagu The Cardigans.
Ketika itu saya baru duduk di tingkat pertama kuliah sewaktu saya mengajak beberapa rekan satu kampus untuk membentuk band dan menyanyikan lagu-lagu The Cardigans. Karena kesibukan masing-masing personil, sayangnya band tersebut bubar dalam waktu singkat dan hanya sempat manggung sekali saja.
Belasan tahun berlalu dari kejayaan The Cardigans, semua memori dan cerita yang berkaitan dengan mereka akhirnya akan dirayakan dalam waktu kurang dari dua minggu lagi. Tepatnya, hari Selasa tanggal 14 Agustus 2012 secara resmi akan menjadi perayaan nostalgia akbar yang dipastikan akan dipenuhi rasa rindu dan haru, terutama bagi saya dan kamu semua yang pernah mengisi bagian-bagian kecil hidupnya dengan musik The Cardigans.
Artikel ini dibuat untuk kompetisi blog "Green Sands & The Cardigans" Untuk beragam info menarik dari dunia musik dan budaya pop, silahkan Like halaman Facebook Green Sands Indonesia.
Pasti menang mas!!! :D
BalasHapussaya juga suka the carigan,
BalasHapuslagu lagunya bagus sekali, pengin nih nonton konsernya, life