Ibu Sud: Lagumu Agung, Tiada Duanya.
105 tahun lalu, tepat hari ini, salah satu pencipta lagu
anak paling produktif di Indonesia yang bernama Ibu Sud, dilahirkan. Sepanjang
karirnya, Ibu Sud telah menciptakan ratusan lagu anak yang ironisnya, lagu-lagunya
kini tak banyak lagi didengar oleh anak-anak jaman sekarang.
Sudah menjadi
kenyataan bahwa anak Indonesia masa kini banyak yang menyukai dan hafal di luar kepada lagu-lagu cinta populer yang sebenarnya
ditunjukkan untuk pasar remaja atau orang dewasa. Itu semua terjadi karena
Indonesia saat ini sedang krisis lagu anak yang berkepanjangan.
Dunia musik Indonesia sudah merindukan lagu anak yang baik seperti lagu-lagu yang
dulu saya dengar dan nyanyikan ketika masa kanak-kanak yang mana saya baru
menyadari belakangan bahwa lagu-lagu yang dulu saya nyanyikan ketika masa
kanak-kanak merupakan buah karya Saridjah
Niung Bintang Soedibio atau yang lebih dikenal dengan nama Ibu Sud.
Lagu-lagu ciptaan
Ibu Sud selalu mempunyai melodi yang sederhana sehingga gampang dinyanyikan
oleh anak-anak. Liriknya bertutur santun, apa adanya dan mendidik namun tidak
menggurui.
Kehebatan
penulisan lagu Ibu Sud juga tidak hanya berkutat di lagu anak saja, beliau juga
mahir dalam menciptakan lagu-lagu dengan tema nasionalisme. Lagu-lagu seperti
“Tanah Airku”, “Berkibarlah Benderaku” atau “Indonesia Tumpah Darahku” selalu sanggup
menggugah hati walaupun saya seringkali menghujat betapa bobroknya negeri ini.
Ibu Sud mulai
menulis lagu anak ketika ia menjadi pengajar di HIS (Hollandsch Inlandsche
School) - sebuah sekolah dasar milik Belanda untuk anak-anak Indonesia .
Saat itu ia merasa kesal karena
harus mengajarkan murid-murid Indonesia lagu berbahasa Belanda. Ia sangat
prihatin dengan tidak adanya lagu anak berbahasa Indonesia.
Karena itu, ia mulai
memberanikan diri untuk menulis lagu anak berbahasa Indonesia dengan harapan
bisa memberikan kegembiraan kepada anak-anak serta bisa meningkatkan kemampuan
berimajinasi, agar anak-anak dapat berkreasi sendiri dan bekerja.
Kemampuan musikal
Ibu Sud didapatkan dari ayah angkatnya, seorang keturunan Belanda yang juga
pensiunan wakil ketua Kejaksaan Tinggi bernama Prof. Dr. Mr. J.F. Kramer. Saat
itu, Ibu Sud belajar dari ayah angkatnya mengenai seni suara, musik dan bermain
biola. Kepiawaian Ibu Sud bermain biola yang juga mengantarkan dirinya menjadi
pengiring saat lagu “Indonesia Raya” dikumandangkan untuk pertama kalinya di
gedung Pemuda pada tanggal 28 Oktober 1928.
Selama puluhan
tahun karirnya sebagai pencipta lagu-lagu anak, Ibu Sud kurang lebih telah
menulis sekitar 200 lagu yang terdengar abadi hingga sekarang. Lagu-lagu Ibu
Sud kebanyakan berdurasi pendek (kurang dari satu menit) namun kehebatannya
tidak pernah lekang waktu.
Bagi generasi
anak jaman sekarang mungkin lagu-lagu Ibu Sud terdengar naif. Tetapi bagi saya dan
jutaan orang yang pernah menjadi anak kecil di Indonesia yang tumbuh dengan
lagu-lagu ciptaan Ibu Sud, akan selalu menganggapnya sebagai pengalaman
berharga yang tidak pernah dilupakan seumur hidup.
Berikut ini
adalah lima lagu ciptaan Ibu Sud yang paling berkesan bagi saya hingga saat
ini.
Pelangi
Lagu “Pelangi”
mungkin adalah lagu pertama yang bisa saya nyanyikan dengan lantang saat
masih duduk di bangku taman kanak-kanak. Lagu ini memiliki pesan rohani yang baik mengenai keberadaan Tuhan berserta kebesaranNya melalui
syairnya yang berbunyi, “Pelukismu agung/ tiada duanya/ Pelangi-pelangi ciptaan
Tuhan.”
Balonku
“Balonku ada
lima. Rupa-rupa warnanya. Merah, kuning, kelabu, merah muda dan biru. Meletus
balon hijau. Dorrr! “ Begitulah cuplikan syair dari “Balonku” yang sangat
terkenal itu. Walaupun lagu ini menampilkan lirik yang sedikit absurd (karena
balon warna hijau yang meletus tidak disebutkan di awal lagu), namun tidak
membuat saya berhenti mencintai lagu ini. Lagu ini mempunyai bagian interlude
yang tidak biasa, karena tiba-tiba lagu terhenti dan ada seruan yang
mengagetkan. Dan semua anak kecil yang mendengarnya akan selalu tertawa riang
begitu mendengar bagian tersebut.
Becak
Ibu Sud
menciptakan lagu ini di tahun 1942, saat jalan-jalan di Indonesia belum
dipenuhi oleh mobil atau kendaraan bermotor dan di saat Delman dan Becak masih
menjadi kendaraan favorit untuk berpergian. Lagu ini menampilkan kegembiraan menaiki kendaraan umum saat
berkeliling kota. Sebuah kenyataan yang sulit kita dapati lagi di jaman sekarang.
Hujan
Salah satu lagu
bertema hujan yang paling baik yang pernah diciptakan di dunia ini. Inspirasi
lagu ini didapat Ibu Sud saat mendapati rumah sewaannya yang terletak di jalan
Kramat, Jakarta, bocor karena hujan yang deras. Hanya ibu Sud yang berhasil
menerjemahkan bunyi hujan ke dalam bentuk syair yang sederhana. “Tik-tik bunyi
hujan di atas genting..”
Tanah Airku
Salah satu lagu
bertema nasionalisme yang paling bersahaja. Di lagu ini, tidak ada kalimat-kalimat yang
pretensius yang memperlihatkan semangat kecintaan terhadap negeri ini.
Namun lagu ini dapat membuat saya
kembali menyadari bahwa sejelek-jeleknya negeri ini, Indonesia masih tetap
rumah saya yang akan selalu saya cintai sepanjang masa.
Tulisan ini pertama kali dimuat di Majalah Jeune di tahun 2007. Ditampilkan lagi di blog ini dengan beberapa perubahan.
Tulisan ini pertama kali dimuat di Majalah Jeune di tahun 2007. Ditampilkan lagi di blog ini dengan beberapa perubahan.
Bener. Lagu Tanah Airku itu bener2 gak pretensius dan kadang2 dinyanyiin supporter2 ketika pertandingan badminton. Selalu haru kalo lagu ini berkumandang.. :')
BalasHapus@titiw: dulu inget Samuel, gak Ti? Di AFI Junior. Dia juga pernah nyanyiin "Tanah Airku" yang buat merinding.
BalasHapus