Balada Lagu Kelas B
Dalam mendengarkan sebuah album, sejak kecil saya selalu senang bermain "tebak single berikutnya". Tentunya 'permainan' ini dilakukan setelah single pertama muncul. Single pertama bagi saya sebisa mungkin harus menggebrak dan menarik perhatian. Single pertama bisa jadi bukan lagu paling keren di album atau lagu paling enak. Baru di single kedua dan selanjutnya biasanya harus mengandung unsur 'enak' yang solid. Agar umur album tambah panjang dengan penjualan yang terus berjalan.
Ada album yang mengandung banyak lagu hits sehingga label rekaman berani untuk merilis single hingga lebih dari tiga. Band-band seperti Dewa 19, Sheila on 7 pernah memiliki lima hingga enam single dalam satu album. Dan biasanya satu album terdiri dari 10 sampai 12 lagu. Jadi dalam satu album tersebut, setengahnya merupakan hits.
Hingga kini, saya tidak tahu pasti bagaimana formula sebuah lagu layak menjadi single atau tidak. Mungkin ada riset yang digabungkan oleh feeling dan kepekaan telinga dari seorang A&R label ketika menentukan lagu mana yang akan menjadi single. Lalu bagaimana dengan sisanya? Apakah lagu non single adalah lagu-lagu 'sampah'?
Bagi saya, lagu-lagu non single dalam album adalah harta karun tersendiri. Biasanya pada lagu-lagu tersebut, si band atau musisi lebih bermain-main dengan mengambil jalur yang tidak umum dari apa yang biasa mereka terapkan pada lagu-lagu single. Kadang juga, lagu-lagu non single ini sangat enak dan keren. Nah kalau menemukan lagu-lagu non single yang keren dan enak seperti itu, saya rasanya sangat senang. Walau kadang menyayangkan juga karena lagu non single tersebut layak didengarkan oleh masyarakat luas.
Ada juga kasus lain, sebuah single kesekian dalam sebuah album yang ternyata tidak berhasil disukai oleh banyak orang. Jadinya single tersebut jarang diputar di radio yang pada kelanjutannya juga jarang dibawakan live di panggung. Akhirnya single tersebut memiliki nasib yang sama dengan lagu-lagu non single: harus berakhir menjadi lagu kelas B dalam album.
Biasanya lagu-lagu seperti itu cukup jarang dibawakan di panggung. Kalaupun dibawakan, umurnya hanya sampai sebatas promosi album berjalan. Saat album baru kembali dirilis, lagu-lagu kelas B dari album sebelumnya harus menerima kenyataan sebagai yang terbuang, digantikan oleh lagu-lagu kelas B pada album baru.
Lagu-lagu kelas B ini biasa memiliki beberapa persamaan. Bisa jadi lagu tersebut bukanlah ciptaan penulis lagu utama di band, atau yang menyanyikan juga bukan vokalis utama. Namun banyak juga lagu-lagu tersebut sebenarnya memiliki semua unsur untuk menjadi hits namun tetap pada akhirnya harus berada di luar sorotan.
Untuk itu, saya coba membuat playlist yang berisi lagu-lagu yang tidak begitu populer namun sesungguhnya layak dengar dari band-band Indonesia yang kebetulan berasal dari era yang sama, yakni 90an. Jika kalian ingin menambahkan lagu-lagu kelas B yang enak dan keren dari band-band Indonesia lainnya, silahkan menuliskannya di kolom komentar.
Ada album yang mengandung banyak lagu hits sehingga label rekaman berani untuk merilis single hingga lebih dari tiga. Band-band seperti Dewa 19, Sheila on 7 pernah memiliki lima hingga enam single dalam satu album. Dan biasanya satu album terdiri dari 10 sampai 12 lagu. Jadi dalam satu album tersebut, setengahnya merupakan hits.
Hingga kini, saya tidak tahu pasti bagaimana formula sebuah lagu layak menjadi single atau tidak. Mungkin ada riset yang digabungkan oleh feeling dan kepekaan telinga dari seorang A&R label ketika menentukan lagu mana yang akan menjadi single. Lalu bagaimana dengan sisanya? Apakah lagu non single adalah lagu-lagu 'sampah'?
Bagi saya, lagu-lagu non single dalam album adalah harta karun tersendiri. Biasanya pada lagu-lagu tersebut, si band atau musisi lebih bermain-main dengan mengambil jalur yang tidak umum dari apa yang biasa mereka terapkan pada lagu-lagu single. Kadang juga, lagu-lagu non single ini sangat enak dan keren. Nah kalau menemukan lagu-lagu non single yang keren dan enak seperti itu, saya rasanya sangat senang. Walau kadang menyayangkan juga karena lagu non single tersebut layak didengarkan oleh masyarakat luas.
Ada juga kasus lain, sebuah single kesekian dalam sebuah album yang ternyata tidak berhasil disukai oleh banyak orang. Jadinya single tersebut jarang diputar di radio yang pada kelanjutannya juga jarang dibawakan live di panggung. Akhirnya single tersebut memiliki nasib yang sama dengan lagu-lagu non single: harus berakhir menjadi lagu kelas B dalam album.
Biasanya lagu-lagu seperti itu cukup jarang dibawakan di panggung. Kalaupun dibawakan, umurnya hanya sampai sebatas promosi album berjalan. Saat album baru kembali dirilis, lagu-lagu kelas B dari album sebelumnya harus menerima kenyataan sebagai yang terbuang, digantikan oleh lagu-lagu kelas B pada album baru.
Lagu-lagu kelas B ini biasa memiliki beberapa persamaan. Bisa jadi lagu tersebut bukanlah ciptaan penulis lagu utama di band, atau yang menyanyikan juga bukan vokalis utama. Namun banyak juga lagu-lagu tersebut sebenarnya memiliki semua unsur untuk menjadi hits namun tetap pada akhirnya harus berada di luar sorotan.
Untuk itu, saya coba membuat playlist yang berisi lagu-lagu yang tidak begitu populer namun sesungguhnya layak dengar dari band-band Indonesia yang kebetulan berasal dari era yang sama, yakni 90an. Jika kalian ingin menambahkan lagu-lagu kelas B yang enak dan keren dari band-band Indonesia lainnya, silahkan menuliskannya di kolom komentar.
menarik dim, gw coba dengerin. dan ternyata udah pindah ke 8tracks playlist lo..hahaha gagal download..
BalasHapusbagus2 nih tulisannya kak dimas, aku suka
BalasHapusthank you kak Widi. share dong kak di sini, sebagai orang yang pernah di label, gimana formula menentukan single?
BalasHapus