Me-rewind Cerita Cassette Store Day 2013 Jakarta
Baru sadar, postingan terakhir
sudah lebih dari sebulan yang lalu. Alasannya (masih) klise: sibuk dengan
urusan yang lain yang membuat saya tidak sempat duduk manis untuk menulis.
Salah satu kesibukan saya yang cukup menyita waktu selama bulan Agustus dan September 2013 adalah mempersiapkan dan menyelenggarakan perayaan Cassette Store Day yang berlangsung 7 September 2013 yang lalu.
Acara ini diprakarsai dan diselenggarakan oleh saya bersama kekasih, +Nastasha Abigail di bawah nama Pasangan Baru. Sebelum ini Pasangan Baru menyelenggarakan Garage Sale Barang Mantan.
Pada persiapan dan pelaksanaan Cassette Store Day, kami dibantu juga oleh dua teman baik kami, yaitu Muhammad Asranur dan Yuri.
Acara Cassette Store Day kami persiapkan dalam waktu singkat selama dua minggu. Jadi kami semua cukup pontang panting dalam mengurus semua hal yang akan ada di acara ini.
Ide awalnya muncul ketika saya mengetahui akan ada perayaan internasional Cassette Store Day yang baru pertama kalinya akan dilaksanakan. Perayaan ini menjadi perayaan susulan dari kesuksesan Record Store Day yang sudah berjalan sejak 2008 hingga sekarang.
Ketika saya mengetahui akan ada perayaan internasional Cassette Store Day, saya langsung terpikir untuk menyelenggarakan juga di Indonesia, tepatnya di Jakarta. Karena masyarakat Indonesia sangat dekat hubungannya dengan medium kaset. Medium kaset masih digunakan oleh masyarakat Indonesia hingga pertengahan 2000an.
Berbeda dengan masyarakat Amerika Serikat yang telah meninggalkan medium kaset sejak awal 90an, ketika medium CD muncul. Karena itu perayaan Cassette Store Day di Amerika Serikat banyak mengundang pendapat sinis dari sebagian kalangan di sana. Salah satu pendapat umum mengenai Cassette Store Day di Amerika Serikat ini adalah perayaan tersebut adalah perayaan hipster, yang notabene kerap kali membuat sesuatu yang usang menjadi hits dalam rangka menjadikannya sebuah ironi.
Sementara itu, di Indonesia keadaannya bertolak belakang. Medium kaset di Indonesia memiliki umur yang lebih panjang, jika dibandingkan dengan medium pemutar musik lainnya seperti piringan hitam dan CD. Dimulai sejak awal 70an dan bertahan selama kurang lebih 30 tahun.
Berangkat dari situ, saya dan Abigail sangat antusias untuk menyelenggarakan Cassette Store Day di Indonesia. Beberapa teman di Malang dan Bandung juga memiliki semangat yang sama, yang pada akhirnya mereka menyelenggarakan Cassette Store Day di kotanya masing-masing.
Ketika saya dan Abigail dalam tahap perumusan content acara yang akan ada di Cassette Store Day, saya bertemu dengan pihak Sampoerna A, yang kebetulan sebelum ini saya turut serta dalam rangkaian Soundrenaline 2013 yang mereka selenggarakan di beberapa kota.
Saya lalu menceritakan konsep acara Cassette Store Day ini kepada mereka. Dan ternyata mereka memiliki antusiasme yang sama. Sampoerna A memang dikenal sebagai brand yang selalu berkomitmen untuk mendukung industri musik Indonesia dan juga memiliki hubungan yang dekat dengan komunitas subculture di Indonesia.
Atas dasar kesamaan visi dan misi, saya dan Sampoerna A sepakat untuk bekerjasama dalam menyelenggarakan Cassette Store Day 2013 di Jakarta. Semangat yang mendasari perayaan Cassette Store Day yakni untuk membangkitkan kembali minat masyarakat terhadap rilisan fisik, dalam hal ini terutama kaset juga selaras dengan semangat Go Ahead yang mereka usung.
Setiap pengunjung yang hadir di Cassette Store Day 2013 Jakarta mendapat kesempatan untuk memenangkan doorprize persembahan Sampoerna A dengan hadiah utama tiket pesawat pulang pergi Jakarta Denpasar dari Citilink yang disertai dengan sebuah walkman lengkap dengan kasetnya. Caranya juga sangat mudah, pengunjung hanya memuat informasi, pendapat atau foto mengenai acara Cassette Store Day di media sosial mereka masing-masing dengan menggunakan tagar #GoAheadKaset.
Kurang lebih sekitar 300 penikmat musik hadir dan memenuhi dua lantai yang tersedia di Saffron Bistro di Kemang. Pihak Saffron mengaku bahwa acara Cassette Store Day ini adalah acara teramai yang pernah berlangsung di tempat mereka.
Di lantai atas, beberapa penjual rilisan fisik dari Blok M Square dan Taman Puring siap dengan dagangan mereka yang terdiri dari kaset-kaset langka yang kini sulit untuk didapatkan. Beberapa pengunjung yang datang dari sore hari terlihat bersemangat untuk membeli kaset-kaset kesukaan mereka.
Yang paling mengejutkan adalah antusiasme pengunjung yang ingin membeli rilisan kaset dari beberapa band lokal yang spesial dirilis di Cassette Store Day dalam jumlah terbatas. Karena jumlah terbatas itulah yang membuat pengunjung rela antri bahkan sebelum penjualan dibuka. Rilisan-rilisan kaset dari Efek Rumah Kaca, The Sastro, Sawi Lieu, Bin Idris dalam sekejap habis dibeli.
Di pertengahan acara, hujan turun. Tepatnya di saat talkshow sedang berjalan. Hujan yang kian deras itu memaksa pengunjung untuk masuk ke dalam yang akhirnya membuat suasana talkshow menjadi bertambah meriah.
Menjelang akhir acara, hujan masih belum berhenti dan para pengunjung juga belum juga beranjak pulang. Ada satu band yang mereka tunggu: The Sastro. Band jebolan IKJ ini ternyata sangat dicintai oleh para penggemarnya. Mereka sudah lama vakum dan khusus untuk Cassette Store Day ini mereka mau untuk kembali tampil. Menurut salah satu teman saya, mereka begitu dirindukan kehadirannya kembali karena dulu mereka 'pergi tanpa pesan' di saat karir mereka tengah menanjak. Untuk lebih lengkapnya, silahkan baca cerita di balik The Sastro akhirnya dapat bermain di Cassette Store Day ini.
Akhirnya, karena hujan tak kunjung reda, saya mengambil keputusan untuk memindahkan sound sistem ke areal yang memiliki atap, walau dengan resiko space penonton lebih sempit dan penerangan lebih redup. Namun dengan segala keterbatasan itu, The Sastro tetap tampil memukau dan menuntaskan kerinduan ratusan penggemarnya.
Senang rasanya melihat antusiasme pengunjung yang datang malam itu. Para penikmat musik dari berbagai generasi, talenta berbakat musik Indonesia dan komunitas semuanya berkumpul dan berbagi inspirasi.
Terima kasih Sampoerna A dan juga untuk semua pihak yang telah membantu menyelenggarakan Cassette Store Day 2013 Jakarta. Semoga dengan terselenggaranya Cassette Store Day ini dapat membuat kita, para penikmat musik untuk kembali menghargai rilisan fisik, terutama dalam mengapresiasi keberadaan kaset yang dulu sempat mewarnai industri musik Indonesia.
Salah satu kesibukan saya yang cukup menyita waktu selama bulan Agustus dan September 2013 adalah mempersiapkan dan menyelenggarakan perayaan Cassette Store Day yang berlangsung 7 September 2013 yang lalu.
Acara ini diprakarsai dan diselenggarakan oleh saya bersama kekasih, +Nastasha Abigail di bawah nama Pasangan Baru. Sebelum ini Pasangan Baru menyelenggarakan Garage Sale Barang Mantan.
Pada persiapan dan pelaksanaan Cassette Store Day, kami dibantu juga oleh dua teman baik kami, yaitu Muhammad Asranur dan Yuri.
Acara Cassette Store Day kami persiapkan dalam waktu singkat selama dua minggu. Jadi kami semua cukup pontang panting dalam mengurus semua hal yang akan ada di acara ini.
Ide awalnya muncul ketika saya mengetahui akan ada perayaan internasional Cassette Store Day yang baru pertama kalinya akan dilaksanakan. Perayaan ini menjadi perayaan susulan dari kesuksesan Record Store Day yang sudah berjalan sejak 2008 hingga sekarang.
Ketika saya mengetahui akan ada perayaan internasional Cassette Store Day, saya langsung terpikir untuk menyelenggarakan juga di Indonesia, tepatnya di Jakarta. Karena masyarakat Indonesia sangat dekat hubungannya dengan medium kaset. Medium kaset masih digunakan oleh masyarakat Indonesia hingga pertengahan 2000an.
Berbeda dengan masyarakat Amerika Serikat yang telah meninggalkan medium kaset sejak awal 90an, ketika medium CD muncul. Karena itu perayaan Cassette Store Day di Amerika Serikat banyak mengundang pendapat sinis dari sebagian kalangan di sana. Salah satu pendapat umum mengenai Cassette Store Day di Amerika Serikat ini adalah perayaan tersebut adalah perayaan hipster, yang notabene kerap kali membuat sesuatu yang usang menjadi hits dalam rangka menjadikannya sebuah ironi.
Sementara itu, di Indonesia keadaannya bertolak belakang. Medium kaset di Indonesia memiliki umur yang lebih panjang, jika dibandingkan dengan medium pemutar musik lainnya seperti piringan hitam dan CD. Dimulai sejak awal 70an dan bertahan selama kurang lebih 30 tahun.
Berangkat dari situ, saya dan Abigail sangat antusias untuk menyelenggarakan Cassette Store Day di Indonesia. Beberapa teman di Malang dan Bandung juga memiliki semangat yang sama, yang pada akhirnya mereka menyelenggarakan Cassette Store Day di kotanya masing-masing.
Ketika saya dan Abigail dalam tahap perumusan content acara yang akan ada di Cassette Store Day, saya bertemu dengan pihak Sampoerna A, yang kebetulan sebelum ini saya turut serta dalam rangkaian Soundrenaline 2013 yang mereka selenggarakan di beberapa kota.
Saya lalu menceritakan konsep acara Cassette Store Day ini kepada mereka. Dan ternyata mereka memiliki antusiasme yang sama. Sampoerna A memang dikenal sebagai brand yang selalu berkomitmen untuk mendukung industri musik Indonesia dan juga memiliki hubungan yang dekat dengan komunitas subculture di Indonesia.
Atas dasar kesamaan visi dan misi, saya dan Sampoerna A sepakat untuk bekerjasama dalam menyelenggarakan Cassette Store Day 2013 di Jakarta. Semangat yang mendasari perayaan Cassette Store Day yakni untuk membangkitkan kembali minat masyarakat terhadap rilisan fisik, dalam hal ini terutama kaset juga selaras dengan semangat Go Ahead yang mereka usung.
Setiap pengunjung yang hadir di Cassette Store Day 2013 Jakarta mendapat kesempatan untuk memenangkan doorprize persembahan Sampoerna A dengan hadiah utama tiket pesawat pulang pergi Jakarta Denpasar dari Citilink yang disertai dengan sebuah walkman lengkap dengan kasetnya. Caranya juga sangat mudah, pengunjung hanya memuat informasi, pendapat atau foto mengenai acara Cassette Store Day di media sosial mereka masing-masing dengan menggunakan tagar #GoAheadKaset.
Kurang lebih sekitar 300 penikmat musik hadir dan memenuhi dua lantai yang tersedia di Saffron Bistro di Kemang. Pihak Saffron mengaku bahwa acara Cassette Store Day ini adalah acara teramai yang pernah berlangsung di tempat mereka.
Di lantai atas, beberapa penjual rilisan fisik dari Blok M Square dan Taman Puring siap dengan dagangan mereka yang terdiri dari kaset-kaset langka yang kini sulit untuk didapatkan. Beberapa pengunjung yang datang dari sore hari terlihat bersemangat untuk membeli kaset-kaset kesukaan mereka.
Yang paling mengejutkan adalah antusiasme pengunjung yang ingin membeli rilisan kaset dari beberapa band lokal yang spesial dirilis di Cassette Store Day dalam jumlah terbatas. Karena jumlah terbatas itulah yang membuat pengunjung rela antri bahkan sebelum penjualan dibuka. Rilisan-rilisan kaset dari Efek Rumah Kaca, The Sastro, Sawi Lieu, Bin Idris dalam sekejap habis dibeli.
Di pertengahan acara, hujan turun. Tepatnya di saat talkshow sedang berjalan. Hujan yang kian deras itu memaksa pengunjung untuk masuk ke dalam yang akhirnya membuat suasana talkshow menjadi bertambah meriah.
Menjelang akhir acara, hujan masih belum berhenti dan para pengunjung juga belum juga beranjak pulang. Ada satu band yang mereka tunggu: The Sastro. Band jebolan IKJ ini ternyata sangat dicintai oleh para penggemarnya. Mereka sudah lama vakum dan khusus untuk Cassette Store Day ini mereka mau untuk kembali tampil. Menurut salah satu teman saya, mereka begitu dirindukan kehadirannya kembali karena dulu mereka 'pergi tanpa pesan' di saat karir mereka tengah menanjak. Untuk lebih lengkapnya, silahkan baca cerita di balik The Sastro akhirnya dapat bermain di Cassette Store Day ini.
Akhirnya, karena hujan tak kunjung reda, saya mengambil keputusan untuk memindahkan sound sistem ke areal yang memiliki atap, walau dengan resiko space penonton lebih sempit dan penerangan lebih redup. Namun dengan segala keterbatasan itu, The Sastro tetap tampil memukau dan menuntaskan kerinduan ratusan penggemarnya.
Senang rasanya melihat antusiasme pengunjung yang datang malam itu. Para penikmat musik dari berbagai generasi, talenta berbakat musik Indonesia dan komunitas semuanya berkumpul dan berbagi inspirasi.
Terima kasih Sampoerna A dan juga untuk semua pihak yang telah membantu menyelenggarakan Cassette Store Day 2013 Jakarta. Semoga dengan terselenggaranya Cassette Store Day ini dapat membuat kita, para penikmat musik untuk kembali menghargai rilisan fisik, terutama dalam mengapresiasi keberadaan kaset yang dulu sempat mewarnai industri musik Indonesia.
Komentar
Posting Komentar