Dimas Ario's Favorite Songs of 2016
2016 adalah tahun yang paling sering dijadikan kambing hitam oleh netizen. Sudah banyak media yang memvonis 2016 sebagai tahun terburuk di berbagai aspek terutama sosial, politik.
Lalu bagaimana dengan 2016 di dunia musik? Apakah juga menjadi tahun terburuk?
Yang pasti banyak kesedihan di dunia musik yang terjadi tahun ini dengan mangkatnya para penyanyi dan musisi senior. Walaupun begitu 2016 telah mengajarkan para musisi bagaimana #pergidengankarya itu jauh lebih elegan dibandingkan #balasdengankarya. Album perpisahan dari David Bowie dan Leonard Cohen telah membuat para pecinta musik sudah harus bersiap jika suatu saat nanti Paul McCartney, Brian Wilson dan Bob Dylan akan melakukan hal yang sama.
Bagaimanapun, 2016 tidaklah menjadi tahun terburuk untuk musik.
Di dunia musik Amerika Serikat a.k.a internasional, 2016 menghasilkan beberapa standar baru yang mungkin bisa jadi acuan ke depannya. Di 2016, tanggal rilis album yang diumumkan ke publik menjadi sebuah kebiasaan yang usang yang mulai ditinggalkan oleh beberapa musisi yang lebih memilih untuk rilis album secara tiba-tiba suddenly. Ada Beyonce yang memperdengarkan album barunya melalui kompilasi video musik yang tayang di HBO, lalu Frank Ocean yang juga merilis sebuah "album visual" di suatu malam secara tiba-tiba sebagai teaser untuk album barunya Blonde yang dirilis pada pekan yang sama serta Radiohead yang menghapus semua post di media sosial mereka sebagai penanda dirilisnya album terbaru.
2016 juga menjadi tahun kemunculan kembali bagi para musisi atau grup musik yang telah 'vakum karya' selama belasan tahun seperti The Avalanches (16 tahun), A Tribe Called Quest (18 tahun) dan American Football (17 tahun).
Tahun ini juga menjadi tahun yang baik untuk Hip Hop, Soul dan RnB melalui rilisan-rilisan yang bisa dikatakan sejauh ini menjadi rilisan terbaik sepanjang karir mereka. Contohnya seperti kakak beradik, Beyonce dengan Lemonade dan Solange dengan A Seat at the Table, lalu juga Frank Ocean dengan Blonde.
Sementara itu di dunia musik dalam negeri, 2016 menjadi tahun yang cukup menyegarkan. Salah satu yang bersinar tahun ini ialah kolektif pencipta lagu Laleilmanino yang terdiri dari Nino dari RAN serta Lale dan Ilman dari Maliq & D'Essentials yang membuat musik Pop Indonesia arus utama saat ini memiliki kualitas yang baik. Jejak mereka dapat disimak pada lagu-lagu terbaru dari Rio Febrian, Maudy Ayunda, HIVI, Vidi Aldiano hingga Armand Maulana.
Nama-nama lama di musik Pop Indonesia arus utama seperti Raisa, Tulus, Tompi dan Ran merilis album baru di 2016. Selain mereka, rasanya tidak banyak lagi musisi arus utama yang merilis album. Karena mereka kini lebih memilih untuk merilis satu lagu saja sebagai single. Contoh sukses merilis single di 2016 ada pada Anji dengan "Dia" yang merupakan lagu Indonesia yang paling banyak diputar di YouTube selama 2016 sekaligus menjadi lagu resmi pengamen jalanan tahun ini. Lalu ada juga Dipha Barus dengan "No One Can Stop Us" yang menjadi anthem baru di lantai dansa serta HIVI dengan "Pelangi" yang mendapat rotasi tinggi di berbagai radio sekaligus sukses dalam rangka mengenalkan vokalis baru mereka.
Pengaruh 80an yang melanda dunia musik Pop internasional dalam kurun waktu dua tahun terakhir akhirnya melanda di Indonesia. Tahun ini, lagu terbaru dari Lala dan juga Calvin Jeremy terasa sangat 80an.
2016 juga menjadi teaser untuk para penyanyi Pop pendatang baru yang mungkin akan bersinar kelak, seperti Randy Pandugo dan Gloria Jessica.
Pada musik dalam negeri arus pinggir, 2016 adalah tahun yang sangat menggairahkan untuk Hip Hop. Seperti yang sudah banyak dibahas, tahun ini Hip Hop banyak mendapat sorotan terutama dengan kepopuleran Rich Chigga dan Young Lex. Akibatnya, bermunculan di permukaan nama-nama MC dan produser lokal lainnya yang mungkin selama ini hanya dikenal terbatas di komunitas Hip Hop. Nama-nama yang mencuat sepanjang 2016 antara lain, kolektif Zero One dengan Laze, Mack'G, Roy Ricardo, dll, kolektif Underground Bizniz Club dengan rappernya seperti Matter, Tuantigabela$, Sonjah, lalu Cul De Sac Collective dengan produser Yosugi serta rapper dari Jayapura, Joe Million dan Rand Slam.
Kota Bandung yang dalam lima tahun terakhir rasanya sepi-sepi saja, tahun ini mulai kembali bising dengan kehadiran band-band seperti Collapse, Heals, Fuzzy, I, Uncanny, Pipepole. Di tahun ini juga Bandung menelurkan pelantun dan pencipta lagu muda yang patut diantisipasi pergerakannya di masa depan seperti Bin Idris, Oscar Lolang, Wangi Gitaswara, Mustache and Beard, dan Jims Adrian.
Sementara di JABODETABEK, banyak sekali bermunculan band-band baru yang ditempa di berbagai micro gig yang tersebar dari Bekasi, Bogor hingga Tangerang. Beberapa micro gig yang berjalan cukup rutin di 2016 antara lain Pop Core, Indikasi, berbagai acara dari We Hum Collective, Swin666er Party, We Need More Room.
Selain micro gig tersebut, panggung-panggung pertunjukkan besar yang menampilkan musisi atau band arus pinggir juga terasa menawan sepanjang tahun 2016 yang dimulai dengan megah oleh konser Sinestesia Efek Rumah Kaca dan diakhiri dengan khidmat oleh Konser Tanah Air dari Senyawa. Sepanjang tahun 2016 juga diisi oleh rentetan pertunjukan folk yang diinisasi oleh Felix 'Folk' Dass yang diadakan di Teater Kecil dan IFI.
Di luar itu semua, 2016 juga menyisakan kisah sedih untuk kancah indepeden lokal dengan bubarnya duo Banda Neira dan band indie rock underrated, Cause. Sebuah langkah berani yang perlu dihargai daripada hidup terus namun malah semakin tak bernyawa.
Karena banyak musik yang saya nikmati sepanjang 2016 ini maka pada tahun ini untuk pertama kalinya saya membuat dua playlist untuk masing-masing lagu internasional dan lagu dalam negeri. Jadi total playlist lagu favorit tahunan untuk 2016 ada empat playlist.
Untuk playlist internasional secara khusus saya membuat playlist lagu-lagu Hip Hop, Soul RNB favorit karena banyaknya rilisan di genre tersebut yang saya nikmati tahun ini. Playlist internasional yang satu lagi berisi lagu-lagu Pop, Jazz, Indie rock favorit.
Sementara itu untuk playlist dalam negeri, playlist A menampilkan lagu-lagu Pop yang radio-friendly sedangkan playlist B menampilkan lagu-lagu favorit dari para musisi dan band arus pinggir tanah air.
Karena konsumsi musik kita kini sudah berubah, saya tidak lagi menyediakan tautan untuk mengunduh playlist seperti tahun-tahun sebelumnya. Kini playlist bisa didengarkan via streaming di Apple Music dan Spotify. Untuk beberapa lagu Indonesia yang tidak tersedia di kedua platform, saya berikan tautan YouTube dan Soundcloudnya.
Selamat mendengarkan dan terima kasih 2016 atas musik-musik yang hebat.
Lalu bagaimana dengan 2016 di dunia musik? Apakah juga menjadi tahun terburuk?
Yang pasti banyak kesedihan di dunia musik yang terjadi tahun ini dengan mangkatnya para penyanyi dan musisi senior. Walaupun begitu 2016 telah mengajarkan para musisi bagaimana #pergidengankarya itu jauh lebih elegan dibandingkan #balasdengankarya. Album perpisahan dari David Bowie dan Leonard Cohen telah membuat para pecinta musik sudah harus bersiap jika suatu saat nanti Paul McCartney, Brian Wilson dan Bob Dylan akan melakukan hal yang sama.
Bagaimanapun, 2016 tidaklah menjadi tahun terburuk untuk musik.
Di dunia musik Amerika Serikat a.k.a internasional, 2016 menghasilkan beberapa standar baru yang mungkin bisa jadi acuan ke depannya. Di 2016, tanggal rilis album yang diumumkan ke publik menjadi sebuah kebiasaan yang usang yang mulai ditinggalkan oleh beberapa musisi yang lebih memilih untuk rilis album secara tiba-tiba suddenly. Ada Beyonce yang memperdengarkan album barunya melalui kompilasi video musik yang tayang di HBO, lalu Frank Ocean yang juga merilis sebuah "album visual" di suatu malam secara tiba-tiba sebagai teaser untuk album barunya Blonde yang dirilis pada pekan yang sama serta Radiohead yang menghapus semua post di media sosial mereka sebagai penanda dirilisnya album terbaru.
2016 juga menjadi tahun kemunculan kembali bagi para musisi atau grup musik yang telah 'vakum karya' selama belasan tahun seperti The Avalanches (16 tahun), A Tribe Called Quest (18 tahun) dan American Football (17 tahun).
Tahun ini juga menjadi tahun yang baik untuk Hip Hop, Soul dan RnB melalui rilisan-rilisan yang bisa dikatakan sejauh ini menjadi rilisan terbaik sepanjang karir mereka. Contohnya seperti kakak beradik, Beyonce dengan Lemonade dan Solange dengan A Seat at the Table, lalu juga Frank Ocean dengan Blonde.
Sementara itu di dunia musik dalam negeri, 2016 menjadi tahun yang cukup menyegarkan. Salah satu yang bersinar tahun ini ialah kolektif pencipta lagu Laleilmanino yang terdiri dari Nino dari RAN serta Lale dan Ilman dari Maliq & D'Essentials yang membuat musik Pop Indonesia arus utama saat ini memiliki kualitas yang baik. Jejak mereka dapat disimak pada lagu-lagu terbaru dari Rio Febrian, Maudy Ayunda, HIVI, Vidi Aldiano hingga Armand Maulana.
Nama-nama lama di musik Pop Indonesia arus utama seperti Raisa, Tulus, Tompi dan Ran merilis album baru di 2016. Selain mereka, rasanya tidak banyak lagi musisi arus utama yang merilis album. Karena mereka kini lebih memilih untuk merilis satu lagu saja sebagai single. Contoh sukses merilis single di 2016 ada pada Anji dengan "Dia" yang merupakan lagu Indonesia yang paling banyak diputar di YouTube selama 2016 sekaligus menjadi lagu resmi pengamen jalanan tahun ini. Lalu ada juga Dipha Barus dengan "No One Can Stop Us" yang menjadi anthem baru di lantai dansa serta HIVI dengan "Pelangi" yang mendapat rotasi tinggi di berbagai radio sekaligus sukses dalam rangka mengenalkan vokalis baru mereka.
Pengaruh 80an yang melanda dunia musik Pop internasional dalam kurun waktu dua tahun terakhir akhirnya melanda di Indonesia. Tahun ini, lagu terbaru dari Lala dan juga Calvin Jeremy terasa sangat 80an.
2016 juga menjadi teaser untuk para penyanyi Pop pendatang baru yang mungkin akan bersinar kelak, seperti Randy Pandugo dan Gloria Jessica.
Pada musik dalam negeri arus pinggir, 2016 adalah tahun yang sangat menggairahkan untuk Hip Hop. Seperti yang sudah banyak dibahas, tahun ini Hip Hop banyak mendapat sorotan terutama dengan kepopuleran Rich Chigga dan Young Lex. Akibatnya, bermunculan di permukaan nama-nama MC dan produser lokal lainnya yang mungkin selama ini hanya dikenal terbatas di komunitas Hip Hop. Nama-nama yang mencuat sepanjang 2016 antara lain, kolektif Zero One dengan Laze, Mack'G, Roy Ricardo, dll, kolektif Underground Bizniz Club dengan rappernya seperti Matter, Tuantigabela$, Sonjah, lalu Cul De Sac Collective dengan produser Yosugi serta rapper dari Jayapura, Joe Million dan Rand Slam.
Kota Bandung yang dalam lima tahun terakhir rasanya sepi-sepi saja, tahun ini mulai kembali bising dengan kehadiran band-band seperti Collapse, Heals, Fuzzy, I, Uncanny, Pipepole. Di tahun ini juga Bandung menelurkan pelantun dan pencipta lagu muda yang patut diantisipasi pergerakannya di masa depan seperti Bin Idris, Oscar Lolang, Wangi Gitaswara, Mustache and Beard, dan Jims Adrian.
Sementara di JABODETABEK, banyak sekali bermunculan band-band baru yang ditempa di berbagai micro gig yang tersebar dari Bekasi, Bogor hingga Tangerang. Beberapa micro gig yang berjalan cukup rutin di 2016 antara lain Pop Core, Indikasi, berbagai acara dari We Hum Collective, Swin666er Party, We Need More Room.
Selain micro gig tersebut, panggung-panggung pertunjukkan besar yang menampilkan musisi atau band arus pinggir juga terasa menawan sepanjang tahun 2016 yang dimulai dengan megah oleh konser Sinestesia Efek Rumah Kaca dan diakhiri dengan khidmat oleh Konser Tanah Air dari Senyawa. Sepanjang tahun 2016 juga diisi oleh rentetan pertunjukan folk yang diinisasi oleh Felix 'Folk' Dass yang diadakan di Teater Kecil dan IFI.
Di luar itu semua, 2016 juga menyisakan kisah sedih untuk kancah indepeden lokal dengan bubarnya duo Banda Neira dan band indie rock underrated, Cause. Sebuah langkah berani yang perlu dihargai daripada hidup terus namun malah semakin tak bernyawa.
Karena banyak musik yang saya nikmati sepanjang 2016 ini maka pada tahun ini untuk pertama kalinya saya membuat dua playlist untuk masing-masing lagu internasional dan lagu dalam negeri. Jadi total playlist lagu favorit tahunan untuk 2016 ada empat playlist.
Untuk playlist internasional secara khusus saya membuat playlist lagu-lagu Hip Hop, Soul RNB favorit karena banyaknya rilisan di genre tersebut yang saya nikmati tahun ini. Playlist internasional yang satu lagi berisi lagu-lagu Pop, Jazz, Indie rock favorit.
Sementara itu untuk playlist dalam negeri, playlist A menampilkan lagu-lagu Pop yang radio-friendly sedangkan playlist B menampilkan lagu-lagu favorit dari para musisi dan band arus pinggir tanah air.
Karena konsumsi musik kita kini sudah berubah, saya tidak lagi menyediakan tautan untuk mengunduh playlist seperti tahun-tahun sebelumnya. Kini playlist bisa didengarkan via streaming di Apple Music dan Spotify. Untuk beberapa lagu Indonesia yang tidak tersedia di kedua platform, saya berikan tautan YouTube dan Soundcloudnya.
Selamat mendengarkan dan terima kasih 2016 atas musik-musik yang hebat.
Dimas Ario's Favorite Internasional Songs of 2016 (disusun bukan berdasarkan peringkat terfavorit)
Side A
1. Cranes in the Sky – Solange
2. Black Man in a White World – Michael Kiwanuka
3. Reality Check - Noname feat. Eryn Allen
4. Bus in These Streets – Thundercat
5. The Big Big Beat – Azealia Banks
6. Untitled 8 | 09.06.2014 – Kendrick Lamar
7. We the People... – A Tribe Called Quest
8. Cosmic Love – Mayer Hawthrone
9. Kiss It Better – Rihanna
10. Fat Night – Sun Go Down
11. Too Good – Drake feat. Rihanna
12. Redbone – Childish Gambino
13. Best to You – Blood Orange
14. Pyramids – Common
15. Pink + White - Frank Ocean
16. The Dreamer – Anderson. Paak feat. Talib Kweli & Timan Family Choir
17. Blessings – Chance the Rapper
18. Father Stretch My Hands, Pt.1 – Kanye West
19. Exodus – De La Soul
20. Hey (Extended Mix) – KING
Side B
1. Raxeira – Bibio
2. Colours – The Avalanches
3. 07:41 – Still Parade
4. The Halfwit in Me – Ryley Walker
5. Brunch With Suki – Mark Barrot
6. Skiptracing – Mid High Club
7. Seven Words – Weyes Blood
8. Impossible Hand – Stephen Steinbrink
9. Fool – Frankie Cosmos
10. Versace On The Floor – Bruno Mars
11. Esperanza Spalding – Earth to Heaven
12. Winter Sublet – Sea Span
13. Audio Pono – Feed Me Jack
14. Your Best American Girl – Mitski
15. Those Were the Days – Angel Olsen
16. Suddenly – Drugdealer feat. Weyes Blood
17. Lost Dreamers – Mutual Benefit
18. In The Morning I’ll Be Better – Tennis
19. Early to the Party – Andy Shauf
20. Foxes Don’t Lie – Giorgio Tuma feat. Matilde Davoli
Dimas Ario's Favorite Local Songs of 2016 (disusun bukan berdasarkan peringkat terfavorit)
Side A
1. No One Can Stop Us – Dipha Barus feat Kalula
2. Hanya Engkau Yang Bisa – Armand Maulana
3. A Night to Remember – Lala
4. Penantian Berharga – Rizky Febian
5. Ruang Sendiri – Tulus
6. Tebar Pesona – Tompi feat Rayi
7. If It’s For You – TheOvertunes
8. Letting You Go – Raisa
9. Pelangi – HiVi
10. Pura Pura – Bakhes
11. Misteri Tentang Rasa – Andira
12. Berkunjung ke Kotamu – The Rain
13. Brighter as One – Alexa
14. I Don’t Care – Randy Pandugo
15. Dunia Maya – Ari Lasso
16. Can’t Stop – RAN
17. Catatan Kecil – Adera
18. Dia Tak Cinta Kamu – Gloria Jessica
19. Kita – Calvin Jeremy
20. Sampai Nanti - Radhini
Side B
1. Crown of Roses – Duta Pamungkas
2. Rhymes of Adorer – Ray Magus
3. Given – Collapse
4. Rainy Days on the Sidewalk – Mondo Gascaro
5. Walking Back Home – Vira Talisa
6. Whispering (All the Colours) – Peonies
7. Bias – Markamerah
8. Kalapuna – Danilla
9. Temaram – Bin Idris
10. Gerimis – Wangi Gitaswara
11. Point of View – Shadowplay
12. Ujian – Dialita
13. Eastern Man – Oscar Lolang
14. Mala Renjana – Jims Adrian
15. Ingin Dekatmu – Indische Party
16. Merdeka – Efek Rumah Kaca
17. Hujan Kemarau – Mustacha and Beard
Komentar ini telah dihapus oleh pengarang.
BalasHapus5 best video game movies from 1989 - YouTube - Videodl.cc
BalasHapusBest movie movies from 1989. From one movie to the next, you can take on an adventurous adventure. The first film in a youtube mp3 franchise to be nominated for Best Movie